Ummah Proletar: Islam, Marxisme, dan Pembentukan Republik Indonesia
Description
Dari tahun 1965 hingga 1966, setidaknya 500.000 orang Indonesia dibunuh dalam kekerasan yang diarahkan oleh militer yang menargetkan orang-orang yang dicurigai sebagai Komunis. Politisi Muslim membenarkan pembunuhan tersebut, dengan alasan bahwa Marxisme merupakan ancaman eksistensial bagi semua agama. Sejak saat itu, demonisasi Marxisme, serta anggapan bahwa Islam dan Marxisme tidak dapat dipertemukan, telah meresap ke dalam masyarakat Indonesia. Hingga hari ini, militer Indonesia dan partai-partai politik Islam secara rutin memunculkan ancaman Marxisme sebagai bahaya yang terus berlanjut, yang jika tidak dikendalikan, akan menghancurkan republik.
Dalam bukunya *Ummah Yet Proletariat*, Lin Hongxuan mengeksplorasi hubungan antara Islam dan Marxisme di Hindia Belanda (NEI) dan Indonesia, dari penerbitan periodikal Komunis pertama pada tahun 1915 hingga awal pembantaian 1965-66. Lin menunjukkan bagaimana, bertentangan dengan narasi yang didorong oleh negara, identitas Muslim dan kerangka analisis Marxis dapat hidup berdampingan dalam pemikiran orang Indonesia, serta bagaimana iman Islam individu membentuk keterbukaan mereka terhadap gagasan-gagasan Marxis. Dengan memeriksa budaya cetak berbahasa Indonesia, termasuk surat kabar, buku, pamflet, memoar, surat-surat, novel, drama, dan puisi, Lin memperlihatkan betapa dalamnya persilangan antara Islam dan Marxisme dalam proyek nasionalis Indonesia. Dia berpendapat bahwa persilangan ini adalah hasil dari partisipasi orang Indonesia dalam jaringan pertukaran intelektual di seluruh Asia, Eropa, dan Timur Tengah, di mana orang Indonesia “menerjemahkan” dunia ke Indonesia dalam sebuah proyek ambisius adaptasi kreatif.
Penulis
Lin Hongxuan
Penyunting
Raisa Kamila
Rifki Akbar Pratama
Penata Letak
Fikry Ainul Bachtiar
Ilustrasi Sampul
Indhira Azmi Moesjaffa
Informasi Tambahan
Rp130.000