Pramoedya Ananta Toer, Sitor Situmorang, Utuy Tatang Sontani, Dodong Djiwapradja menjadi delegasi Indonesia untuk Konferensi Pengarang Asia–Afrika di Tashkent pada bulan Oktober 1958. Beginilah komentar Pram saat diwawancarai oleh redaksi majalah Negeri Soviet:
“Keputusan-keputusan konferensi itu mempunyai arti yang sangat penting bagi penulis-penulis Indonesia. Pertama-tama dan terutama kami delegasi Indonesia merasa senang, bahwa usul-usul yang kami susun di tanah-air dan kami ajukan kepada konferensi (misalnya, usul kami untuk mendirikan sebuah badan tetap yang akan mengkoordinasi aksi-aksi dari penulis-penulis di Asia dan Afrika dimasukkan dalam keputusan-keputusan konferensi itu. Di samping itu, keputusan-keputusan konferensi itu menentukan untuk mendirikan komite-komite nasional untuk memelihara hubungan dengan Biro Permanen Penulis-penulis Asia–Afrika. Komite-komite nasional ini harus bertindak dengan kerjasama yang erat dengan Biro. Ini akan menjadi penting sekali bagi kita, karena Indonesia sangat membutuhkan kerja sama di antara penulis-penulis dari berbagai aliran. Bila kami kembali ke tanah air, saya sendiri akan mengambil bagian aktif dalam mendirikan Komite Indonesia semacam itu, untuk mengkoordinasi aktivitet dari penulis-penulis Indonesia. Saya kira, bahwa pusat ini akan bekerja dalam hubungan yang erat dengan organisasi-organisasi rakyat lainnya di dalam negeri, dengan wakil-wakil dari kaum intelegensia, dengan mereka yang bekerja dalam lapangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Dengan jalan ini komite nasional kami akan menjadi pusat kehidupan kebudayaan seluruh negeri. Dengan mendalam saya percaya, bahwa kami akan memperoleh bantuan yang besar untuk maksud-maksud mulia ini.”
(Dari kiri ke kanan: Pramoedya Ananta Toer, Sitor Situmorang, Utuy Tatang Sontani; atas: Dodong Djiwapradja)
Sumber foto: Koran Berbahasa Rusia Literaturnaya Gazeta